Jl. Kyai Abdan 03 Dlimas Tegalrejo Magelang
7 Tips Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga Agar Lebih Tertata
Bank Wakaf Mikro Syubbanul Wathon Maslahah

Setiap orang yang memiliki penghasilan mesti mengelola keuangannya dengan baik sehingga kehidupan ekonomi bisa seimbang. Dalam pengelolaan keuangan ada beberapa proporsi ideal yang mesti menjadi alokasi besaran tiap item pengeluaran. Melansir dari Akulaku, berikut tips pengelolaan ekonomi rumah tangga yang baik.

  1. Membuat Perhitungan Pengeluaran Dan Pemasukan. Misalnya, kita memiliki penghasilan setiap bulan 4 Juta Rupiah. Di sisi lain, pasangan Kita memiliki penghasilan sebanyak 5 Juta Rupiah. Jika ditotal, penghasilan keluarga kita adalah 9 Juta Rupiah. Untuk mengetahui berapa uang yang kita perlukan untuk masing-masing kebutuhan, kita perlu menghitung rasio pengeluaran. Berikut ini rasio keuangan yang disarankan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga dalam bentuk contoh pembukuan pengeluaran dan pemasukan.
  2. Dana Sosial 10%. Kita perlu menganggarkan 10% dari pendapatan untuk dana sosial. Yang termasuk dana sosial adalah dana untuk bersedekah, uang arisan, iuran RT, dan kebutuhan sosial lainnya. Jika penghasilan keluarga Kita 9 Juta, maka 900 Ribu dari penghasilan itu harus dialokasikan untuk kebutuhan sosial.
  3. Dana Darurat Dan Investasi 15%. Adanya asuransi yang Kita ikuti tidak lantas membuat Kita tidak menganggarkan uang untuk dana darurat. Sisihkan dana 15% dari penghasilan Kita untuk dana darurat dan investasi. Itu berarti, Kita harus menganggarkan uang sebanyak 1.350.000 Rupiah untuk dana darurat dan Investasi. Besarnya uang untuk dana darurat dan investasi ini bisa disesuaikan. Misalnya Dana darurat Kita masih sedikit, dengan begitu, Kita bisa menggenjot dana darurat tersebut. Kita bisa menganggarkan uang sebesar 1 Juta Rupiah untuk dana darurat sedangkan 350 Ribu untuk diinvestasikan. Begitu pula sebaliknya.
  4. Cicilan 30%. Selanjutnya, anggarkan 30% dari penghasilan Kita untuk membayar cicilan. Ingat, cicilan yang Kita miliki tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan. Ini adalah tolok ukur keuangan yang sehat. Jika pendapatan keluarga Kita adalah 9 Juta Rupiah, maka Kita memiliki uang sebesar 2,7 Juta Rupiah untuk mencicil. Uang cicilan ini lebih baik digunakan untuk mencicil properti yang akan Kita miliki seperti rumah atau kendaraan. Jangan gunakan uang cicilan untuk kebutuhan non primer.
  5. Biaya Hidup 30%. Alokasikan dana sebesar 30% dari penghasilan Kita untuk biaya hidup sehari-hari. Gunakan uang sebesar 2,7 Juta Rupiah untuk makan, membayar tagihan listrik, air, dan juga belanja bulanan.
  6. Tabungan 10%. Selain dana darurat dan investasi, alokasikan juga pendapatan keluarga Kita untuk tabungan. Untuk menabung, anggarkan dana sebesar 10% dari penghasilan Kita. Jika keluarga Kita memiliki penghasilan sebesar 9 Juta, maka Kita harus menabung sebesar 900 Ribu setiap bulannya. Uang tabungan ini bisa digunakan untuk membeli kebutuhan tersier. Misalnya, keluarga Kita ingin membeli kulkas baru. Atau Kita dan pasangan berencana untuk liburan bersama akhir tahun nanti. Uang tabungan sebesar 10% ini bisa Kita gunakan.
  7. Gaya Hidup 5%. Jangan lupa menganggarkan uang untuk biaya bersenang-senang. Anggarkan 5% dari pendapatan Kita untuk biaya bersenang-senang. Kita dan pasangan memiliki jatah sebesar 450 Ribu setiap bulan untuk bersenang-senang. Biaya ini bisa digunakan untuk nonton film atau mungkin dinner di luar rumah. Kita memang harus mengatur keuangan dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, bukan berarti Kita tidak boleh bersenang-senang.

Nah itu dia besaran rasio yang Akulaku sarankan untuk mengelola keuangan rumah tangga Kita. Dengan mematuhi rasio pengeluaran tersebut, keuangan rumah tangga Kita akan tetap sehat. Kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi, Kita bisa menabung dan investasi, dan sisi lain tetap bisa bersenang-senang.

Leave a comment